Tokyo, Modern dengan Kearifan Lokal



Jepang merupakan salah satu destinasi favorit untuk turis Asia. Negara yang aman dan bersih, modern namun masih memegang tradisi yang kuat, dan tentu saja wisata kuliner yang menggiurkan, ditambah lagi dengan peraturan bebas visa yang semakin mempermudah kita untuk menjelajah Jepang. 


Umumnya cara yang paling aman dan mudah adalah ikut group tour yang banyak dipasarkan travel agent, tapi sebenarnya traveling ke Jepang bisa saja dengan solo traveling tanpa tour guide. Memang kerap kali perasaan was-was selalu ada saat ingin berpergian ke negeri orang.  semisal :  
  • Biaya hidup di Jepang? untuk hotel dengan fasilitas yang di dapat sepertinya lebih murah dibandingkan dengan Singapore. Saya mendapatkan hotel dengan range Rp. 450.000 - 968.000/ malam.
  • Menu makan? Untuk restoran modern biasanya dilengkapi dengan bahasa Inggris, tapi untuk kedai kecil bisa membayar dengan vending mechine. Biaya makan sekitar Rp. 60.000 an hampir sama jika sobat milenial memesan makan via gofood.
  • Kendala bahasa? bisa menggunakan google translate. saya belajar kosakata bahasa jepang sedikit banyaknya di matcha.jp
  • Takut tersesat? Pakai Google Maps dan Hyperdia

Setelah mencari informasi yang tersebar di internet, mulai dari berburu tiket promo, mencari penginapan yang murah dengan akses yang gampang, membuat itenerary dan ngobrol-ngobrol dengan teman yang pernah mengunjungi Jepang semakin membuat saya bersemangat saja. Maklum, pengalaman pertama. Perisapan singkat saya bisa dibaca disini

Selamat datang di Jepang

Saya berangkat ke Jepang menggunakan pesawat LCC Air Asia tujuan Bandara Narita Tokyo, dengan sekali transit di Bandara Don Mueang Bangkok selama 3 Jam. Dilanjutkan dari Bandara Don Mueang ke Narita selama 6 jam perjalanan.

Setibanya di Bandara Narita sekitar pukul 08.00 pagi,  semua berjalan lancar termasuk saat melewati bagian imigrasi, Baggage Claim, Custom Inspection, dan Arrival Lobby. Senangnya ..

Hal pertama yang harus dilakukan setelah tiba di Bandara Narita selain cuci muka tentunya adalah menukarkan JR Pass yang masih berbentuk Exchange Order di counter JR yang ada di Bandara Narita. Lokasinya berada bandara Narita Terminal 2, JR Travel Service centre ini buka mulai pukul 08.15 - 19.00. Antrian Penukaran JR pass ini sangat panjang.



Saya membeli bento yang dijual di dekat JR travel Service Centre, lumayan murah dengan harga 900 yen untuk dua box. 

Selesai sarapan tentunya ingin cepat-cepat keluar bandara dan explore Jepang kan? Cara paling cepat adalah dengan menggunakan kereta Keisei Skyliner tujuan ke Asakusa dengan harga 1.290 yen. Saya juga membeli kartu Suica seharga 2000 yen untuk satu orang. 

Perjalanan dengan Kereta Keisei Skyliner ini hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam saja untuk sampai di Asakusa. Selesai turun bersiap jalan kaki dengan koper yang menunggu diangkat melewati anak tangga dan ajaibnya setelah keluar dari stasiun Asakusa salju turun, sedikit tapi cukup lama. Berasa di anime .. uhukkk

Asakusa dengan background Tokyo Skytree


Hari Pertama 

Tokyo, Harajuku dan Shibuya.

Saya Menginap di Hotel Mystays Asakusa selama dua malam. Usai chek in hotel, saya tidak sabar ingin langsung explore pusat kota, Harajuku dan Shibuya. Kedua destinasi ini berada bersebelahan satu dengan yang lainnya dan berada di jalur Yamanote Line.
Cara ke Harajuku dari Hotel Mystays Asakusa : Naik Bus ke Stasiun Okachimachi dengan tarif 210 yen, dilanjutkan naik kereta Yamanote Line dari Stasiun  Okachimachi ke Stasiun Harajuku tarif 200 yen
Setelah keluar dari Stasiun Harajuku, saya langsung menuju ke Kuil Meiji yang menjadi kuil kebanggan kota Tokyo. Kuil ini dibuat untuk menghormati roh dari kaisar Meiji yang menguasai Jepang di masa lampau ( jadi ingat pelajaran sejarah).

Lokasinya  berada di sebelah timur Stasiun Harajuku, untuk menuju Meiji Jingu kita harus melewati Jingu Bridge atau Jingu Bashi yang besar dan luas dan jika melihat sekelilingnya akan terlihat pohon pohon yang rimbun dan gerbang utama Kuil Meiji atau yang disebut Torii

Siapa sangka, diantara bangunan serba modern dan gemerlap lampu ternyata terdapat kuil bersejarah.

Bangunan nan megah ini dikelilingi oleh ratusan jenis pohon  yang mengelilingi kuil. Tak hanya menjadi tempat beribadah, Kuil Meiji juga menjadi spot yang digemari para turis karen suasananya yang tenang dan asri.

Sore di Stasiun Harajuku




\
Setelah dari Kuil Meiji, tidak afdaol rasanya jika ke Harajuku tapi tidak mampir ke Takhesita Dori. Lokasinya dari Stasiun Harajuku belok kiri, jalan sedikit lalu menyebrang dan sampai di pintu utama. Dengan panjang sekitar 350 meter dan bebas kendaraan bermotor. Di sepanjang jalan ini banyak sekali toko, mulai dari menjual kuliner, pakaian bahkan aksesoris aneh. Tak hanya saat weekend, di hari biasa pun tempat ini selalu ramai oleh pengunjung

pintu masuk takhesita dori

Cara ke Shibuya dari Harajuku : naik kereta Yamanote Line ke Shibuya tarif 140 yen

Shibuya merupakan pusat belanja yang terkenal dengan penyebrangan jalan yang fenomenal dan teramai di dunia atau yang lebih dikenal dengan istilah Shibuya Crossing. Apa Spesialnya? Semua kendaraan akan berhenti pada waktu yang bersamaan sehingga orang bisa menyebrang dari arah mana pun. Jangan lupa selfie ya ..

Selain Shibuya Crossing, yang tak kalah terkenal adalah patung anjing setia Hachiko. Patung ini berdiri kokoh di dekat pintu timur Stasiun Shibuya menjadi magnet para turis  yang tengah melintas. 





Di tengah gemerlapnya kota Tokyo - Shibuya dan Harajuku, masih terdapat tempat yang mengandung unsur sejarah yang sangat kental dan tetap terjaga. Mungkin agak berbeda dari kota lain, Tokyo adalah sebuah kota yang lebih baik dinikmati secara keseluruhan . Tak perlu terlalu bingung untuk memikirkan apa yang harus dilakukan, bahkan walau hanya menikmati kopi diatas jalanan Shibuya. 


to be continue ..

Comments

Popular Posts