Belitung, Ironi Keindahan Itu Bernama Danau Kaolin





Belitung seakan tidak pernah kehabisan destinasi untuk di eksplore dan jelajah setiap saat. Keindahan alam berpadu dengan kekayaan material alam yang tersimpan di dalamnya, namun pemanfaatan yang kerap kali sembrono dan tidak bertanggung jawab membuat semuanya hancur dan meninggalkan jejak buruk.


#Danau Kaolin, riwayatmu kini ..

Akhirnya muncul juga tulisan terkahir tentang Belitung, setelah lama terkatung-katung (sikap buruk karena terlalu lama berpikir harus mulai dari mana hehehe). 

Menikmati sarapan dengan view menghadap pantai menjadi hal yang tak boleh terlewatkan bagi saya. Udara yang masih segar tanpa polusi sambil melihat laut tenang  tentu sangat menyenangkan, jauh berbeda saat di ibukota makan bubur ayam dengan pemandangan macet dan klakson yang bunyi silih berganti ( curhat ). Setelah bersantai sejenak, saya segera berkemas merapikan barang bawaan untuk chek out dan mengunjungi destinasi terkahir kami yaitu Danau kaolin.



Jarak dari hotel tempat  kami menginap meuju danau kaolin hanya 8 Km dan membutuhkan waktu sekita 15-20 menit saja, ditambah lagi rute ini searah menuju ke Bandara Hananjoeddin. Lokasi Danau Kaolin berada di pinggir jalan dan terbuka untuk siapa saja, tidak ada tiket masuk, tidak ada fasilitas umum seperti toilet karena memang lokasi ini tidak diproyeksikan sebagai tempat wisata sebelumnya. 

Danau kaolin sebenarnya merupakan sisa-sia penambangan dan eksplotasi alam berubah menjadi daya tarik yang bersanding dengan mirisnya alam sekitar yang rusak. Danau Kaolin ini seperti sebuah oase ditengah keringnya area sekitar bekas tambang. Meskipun demikian keindahan Danau Kaolin ini sangat terasa, dimana air yang memiliki warna biru tosca dan sangat jernih. Hamparan tanah putih menjadi keunikan tersendiri untuk dinikmati.



#Tips : Berkunjunglah saat pagi atau sore hari, siang hari panas bangettt 

Menjelang siang hari saya pergi ke Hanggar 21, niat awal memang ingin menginap disini apalagi terdapat cafetaria yang menyediakan makanan dan minuman khas Belitung jadi makan dan menginap tidak perlu pergi jauh jauh (apalah daya istri ingin menginap di hotel yang pinggir pantai). 

Berbicara soal makanan dan minuman, hanggar 21 punya berbagai macam kudapan yang bisa dinikmati dengan harga terjangkau. saya langsung memesan es kopi dan es jeruk kunci hamoy, segar dan dinginnya langsung meresap di kerongkongan yang kering. Mie Belitung "Atep" yang menjadi ikon kuliner Belitung tak lupa saya pesan juga. 

foto ini ambil dari google



Dari Hanggar menuju Bandara Sultan Hanandjoeddin hanya 10 menit, pesawat berngkat jam 14.00 menuju Jakarta. Sayonara Belitung.

Pergi mengunjungi suatu daerah baru dan ingin menjelajah setiap sudutnya dengan waktu yang sedikit tentu terasa sangat tidak mungkin, tapi se-enggak-nya bisa memberi gamparan dimana saja tempat yang menarik untuk dikunjungi, makanan yang belum pernah dicicipi. Terlebih dari itu, Pengalaman adalah suatu hal yang tidak bisa dibeli. 

Tak Ada Nyali, Tak Ada Cerita


Total pengeluaran hari ketiga :
1. Es kopi susu Rp. 8000
2. Es jeruk kunci hamoy Rp. 8.000
3. Mie Belitung "Atep" Rp. 16.000

Total : Rp. 32.000







Comments

  1. Hi Mas Zakaria,

    Baca blognya jadi ingin berkunjung sejenak ke Belitung :)
    Nyobain Mie Belitung 'Atep' yang konon katanya lezat sekali...

    Keep up the good writing!

    Cheers,
    Dee Rahma

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh makasih mba dee blogger panutankuu.
      mau dong blog nya kaya mba dee hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular Posts